Rumput Tetangga

Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau

Seringkali kita melihat, kehidupan orang lain lebih menyenangkan, lebih indah, lebih seru daripada hidup kita. Hidup kita hanyalah hidup yang konstan, monoton, tidak berwarna, membosankan dan setiap harinya hanyalah membunuh waktu.

Ada teman yang melanjutkan kuliah ke luar negeri, bercerita bagaimana pengalamannya di luar sana: melakukan penelitian, tugas kuliah, foto-foto suasana kampus, kos, belum lagi jalan-jalannya membelah Eropa.

Ada lagi teman yang hijrah ke Amerika. Sebelumnya ia sudah hampi 10 tahun di Jerman, menempuh studi pendidikan doktor. Bidang penelitiannya adalah soal optik. Walah saya tak mengerti membaca papernya. Sebelum hijrah ke Amerika, ia bekerja di Oslo, Norwegia.

Ada lagi teman yang memutuskan untuk menjadi backpacker. Telah 2 buku ia tulis. Yang pertama soal Eropa dan yang kedua adalah India.

Ada lagi yang sekarang di Amerika, menjadi asisten profesor. Kehidupannya sebagai peneliti membawanya berjalan-jalan dari satu konferensi ke konferensi lainnya.

Atau teman-teman yang mapan dengan status bekerja di BUMN, perusahaan multinasional, dst.

Jadi, apakah memang rumput tetangga lebih hijau?

Ok, sebenarnya saya tak ingin membahas pencapaian seseorang kali ini. Saya ingin mengaitkan pencapaian dengan kerja keras di belakangnya.

Seringkali kita tak melihat kerja keras di belakang orang-orang yang kita lihat rumputnya lebih hijau tersebut. Ketekunan, kekuatan tekad, dan kesungguhannya. Dan mereka melakukan ini semua tidak dalam satu malam.

Apa yang kita lakukan di waktu luang? Membuka situs jejaring sosial, membaca berita online, atau meningkatkan kompetensi kita? Ini bukan berarti mereka yang bekerja keras tak menikmati waktu luangnya.

Apa yang kita lihat hanyalah buah dari kerja keras yang mereka tanam jauh-jauh hari. Jadi, belajarlah untuk menanam rumput di halaman sendiri.

4 pemikiran pada “Rumput Tetangga

  1. Hijaunya rumput juga relatif. Rumput yg dilihat orang lain lebih hijau, bisa jadi malah dirasa kurang hijau oleh pemiliknya sendiri. Ada saatnya perlu melihat rumput tetangga, untuk motivasi jadi ikut semangat misalnya. Tapi yg penting bersyukur sama rumput yg kita punya dulu, setelah berusaha dan kerja keras menanam rumput tentunya. Belum tentu rumput tetangga yg lebih hijau bikin kita bahagia seperti rumput di halaman sendiri kan? 😉

    Ps: bagusan rumput yg ada sapi apa ada rusa-nya? Hihihi xp

  2. wah, baru kepikiran saya mengenai itu risa, mungkin lebih baik pulang ke kampung, membangun rumah dengan lapang rumput yang luas.
    di kota sempit, bisa juga orang salah bilang kalau rumput tetangga itu lebih hijau, karena nyatanya, tetangga saya nggak ada yang punya rumput. beton semua.
    pernah sesekali berpikir, rumput tetangga lebih hijau. betul kata risa, kalau jadi motivasi bagus, tapi kalau jadinya kita menyesali diri dengan pencapaian saat ini, wah, kurang bersyukur dong.
    rumput kita, akan jauh lebih hijau di mata mereka yang tidak beruntung. selagi hijau, kita siram, tak lupa kita potong, agar tidak tumbuh gulma kesombongan di antaranya.

    1. Gulma? Wah dah lama gak denger istilah itu Is. Ya, betul jangan sampai sombong dengan pencapaian diri. Semoga kita selalu ingat diri.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.