Dalam sebuah acara diskusi, pertemuan hingga kelas-kelas dalam kuliah, berapa banyak yang bertanya? Bertanya, saat ini menjadi penting atau malah bisa dikatakan mereka yang bertanya adalah yang pintar. Mengapa? Karena hampir semua pertanyaan kini bisa dijawab oleh Google.
Mengapa orang yang bertanya bisa dianggap orang yang pintar? Berikut alasannya menurut saya.
- Bertanya membutuhkan keberanian
- Berpikir Membuat Pertanyaan
- Sistematis
Sebelum membicarakan apa isi pertanyaannya, orang yang bertanya perlu diacungi jempol atas keberaniannya. Saya yakin sebenarnya banyak yang ingin bertanya namun tak jadi bertanya. Entah karena ragu-ragu, tidak berani atau malas. Ah cari sendiri saja nanti jawabannya.
Lanjut ke hal berikutnya. Mereka yang bertanya tentu otaknya akan berpikir. Mulai dari berpikir: ada yang salah dengan hal yang disampaikan, merasa kurang jelas, hingga ide berupa tantangan-tantangan ke depan. Berpikir hal ini tentu tak bisa dipikirkan oleh mereka yang tak menyimak diskusi dengan saksama.
Agar pertanyaan bisa dimengerti oleh orang yang ditanyakan, pertanyaan perlu disusun secara sistematis. Pada praktiknya, hal ini ternyata tidak mudah. Tidak semua orang terbiasa mengungkapkan pertanyaan dengan baik, jelas dan ringkas. Mengapa ringkas perlu? Karena saya sering juga menemukan penanya yang berbicara mutar-mutar hingga akhirnya saya tidak tahu hal apa yang ditanyakan.
Akhir cerita, saya termasuk yang mendukung untuk memberikan penghargaan bagi mereka yang bertanya. Tidak perlu yang mewah, yang sederhana saja sudah mampu membuat penanya senang karena merasa dihargai.
[…] untuk membuat tulisan baru mengenai “Tentang Menjawab” sebagai lanjutan dari tulisan “Tentang Bertanya”. Share this:TwitterLike this:SukaBe the first to like this […]
[…] Kali ini saya ingin menulis bagaimana rasanya menjawab pertanyaan. Bisa dibilang ini masih satu seri dengan tulisan saya sebelumnya. […]